10.15
0


Masih ingatkah di benak kita tepat tanggal 10 November 1945 terjadi peristiwa bersejarah di kota Surabaya, Jawa Timur. Peristiwa tersebut adalah peristiwa sejarah perang antara Indonesia dengan Belanda yang pertama kali semenjak Bangsa ini merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan merupakan salah satu pertempuran terbesar da terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Sekilas pertempuran di Hotel Yamato , Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur (Sumber: Wikipedia)
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru/Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.
Tak lama setelah mengumpulnya massa di Hotel Yamato, Residen Soedirman, pejuang dan diplomat yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI, datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Soedirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Koesno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang bendera kembali sebagai bendera Merah Putih.
Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris . Serangan-serangan kecil tersebut di kemudian hari berubah menjadi serangan umum yang banyak memakan korban jiwa di kedua belah pihak Indonesia dan Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi.

Makna Pahlawan
Lalu bagaimana dengan makna "pahlawan" itu sendiri?
Dari sedikit responden yang berhasil saya taya mengenai arti/makna pahlawa itu, disebutkan sebagai berikut ini.

Khanif (Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Diponegoro, Kota Semarang)
Pahlawan adalah seseorang yang berjasa dalam hidup kita, tanpa mengenal skala.

Jefri (Siswa SMK 2 Teluk Kuantan, Kota Pekanbaru)
Pahlawan adlah Seseorang Yang bisa melindungi dan membela orang2 yang ada disekitarnya,,Rela mengorbankan semuanya demi orang2 yang ia sayangi dan yg ia cintai.....

Yustian Ekky Rahanjani (Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta)
Pahlawan adalah seorang yang mampu berbuat lebih dan mendatangkan manfaat, berguna. Keberadaannya menjadi 'wajib' di tengah2 masyarakat di sekitarnya. Pada hakikatnya semua orang adalah pahlawan, semisal seorang ayah yang bekerja mencari nafkah untuk keluarganya semaksimal mungkin, baik lahir maupun batin, juga seorang anak yang berbakti dan berusaha membahagiakan orang tuanya.

Leo (Cikarang) 
Pahlawan adalah pejuang pembela rakyat, pahlawan menggambarkan keberanian pembela kebenaran.pahlawan sudah terlupakan oleh waktu,dan hanya harum namanya saat acara2 peringatan kenegaraan.

Realitas Bangsa Besar, Bangsa Indonesia
Dari beberapa pendapat masyarakat yang disajikan dalam ulasan makna pahlawa menurut responden diatas, dapat diketahui dan harus dikatehui juga pahlawan itu adalah sesosok yang paling besar jasanya dalam memberikan kesatuan terhada sesuatu hal. Begitu juga jasa mereka terhadap persatuan Indonesia, sehingga bangsa ini mampu lepas dari belenggu penjajahan.
Namun jika kita telusuri akhir-akhir ini, apa si yang bisa kita perbuat untuk mengenang jasa mereka. Setiap hari besar nasional, sebagian besar di lingkungan pemerintah ataupun sekolah/akademik mengadakan uacara dalam rangkan menghormati dan mendo'akan para pahlawan yang telah gugur membela bangsa ini.
Kemerdekaan yang di miliki oleh bangsa ini seutuhnya atalah merdeka dari kebodohan, kemiskinan, serta penindasan. Bukan semata-mata merdeka dari penjajah dan para kolonialisme. Masih banyak tugas kita sebagai generasi penerus bangsa untuk selalu membangun bangsa ini agar lebih besar dan lebih merdeka. 
Saya sangat terkesan dengan perkataan Emha Ainun Najib dalam koran Suara Merdeka yang mengatakan: Banyak orang mengejek bangsa Indonesia dengan perkataan begini: Dulu Indonesia adalah gurunya Malaysia. Dalam segala hal. Malaysia adalah bangsa serumpun yang masih imut-imut sehingga memerlukan bimbingan kakaknya yang besar dan berwibawa. Mahathir belajar serius kepada Bung Karno dalam hal penanganan nasionalisme dan kewibawaan bangsa. Kemudian ia juga belajar kepada Pak Harto dalam soal ketegasan manajemen pembangunan.
Kemiskinan dan kebodohan yang sedang menjajah bangsa ini adalah tugas pemerintah pada khususnya dan masyarakat secara umumnya untuk ikut serta dalam pemberantasannya. Namun adanya penyelewengan dan tindakan yang kurang bermoral seerti KKN membuat bangsa ini bukan menjadi Bangsa Besar, Bangsa Merdeka tapi justru bangsa ini menjadi Bangsa Kaya Pecundang, Bangsa Melarat

Akhir kata saya hanya mengeksplorasi apa yang ada dalam pikiran saya. Selebihnya itu tergantung anda sebagai pembaca.

Selamat Hari Pahlawan
Jayalah Indonesia-ku
Hiduplah Bangsaku
Berkibarlah Benderaku
Dan Satukan Ideologi Bangsa Kita

Terima kasih banyak
Semarang, 10 November 2011

Susanto (Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP Undip, Semrang, Jawa Tengah)

0 comments:

Posting Komentar