23.37
0


Bukan Reshuffle melainkan Drama Politik di Indonesia
Reshuffle merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintahan untuk mencari keefektifan dan keefisienan dalam menjalankan tugas sebagai oknum pejabat pemerintah. Pengertian reshuffle dalam bahasa Inggris merupakan restrukturisasi atau reorganisasi, namun di Indonesia kalau itu menyangkut kabinet berarti pergantian menteri (Wahyudi Kumorotomo, 2008: 288). Sebuah kenyataan di Indonesia pada periode pemerintahan presiden SBY telah terjadi dua perombakan kabinet yaitu pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I (KIB I), yaitu pada tanggal 5 Desember 2005 dan 7 Mei 2007. Pada periode reshuffle yang pertama telah mengangkat 3 menteri baru, 3 menteri yang dirotasikan ke jabatan menteri lainnya, dan 3 menteri yang diberhentikan. Sedangkan pada periode kedua mengangkat 5 menteri baru, 2 menteri yang dirotasikan ke jabatan menteri lainnya , dan 5 menteri yang diberhentikan. Kabar yang sedang mencuat di permukaan masyarakat saat ini adalah sebuah fakta perombakan (reshuffle) pada periode kepemimpinan SBY yang kedua ini di KIB II.
Proses pemilihan anggota menteri didasarkan pada hasil pemilihan umum (pemilu) yang mendapatkan kursi parlemen pemerintahan. Banyak opini masyarakat yang menilai bahwa perombakan tersebut hanyalah sebagai permainan politik di Indonesia dan juga menghambur-hamburkan uang rakyat. Beberapa media pernah memberitakan kepada publik tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan SBY saat ini, dan hasilnya menunjukkan lebih dari 50% dari seluruh responden mengatakan tidak puas. Opini tersebut mampu memberikan sebuah argumen penulis bawah perombakan menteri dinilai tidak efektif dan efisien untuk membuat bangsa ini lebih baik lagi. Mengapa hal tersebut terjadi? Belajar dari pengalaman perombakan yang terjadi dua kali pada KIB I yang telah melahirkan menteri-menteri yang cukup profesional pada bidangnya, tapi ujung-ujungnya tetap sama saja tidak ada perubahan yang begitu drastis pada kehidupan masyarakat saat ini. Ketika krisis air di beberapa daerah yang menyebar di seluruh Indonesia saat ini, bukanya presiden ataupun pemerintah pusat memberikan perhatian lebih kepada masyarakatnya yang sedang terkena musibah, justru “mereka” terfokus pada perombakan menteri-menterinya yang justru menghamburkan uang rakyat untuk proses penyelenggaraan reshuffle tersebut. Seperti yang diberitakan dalam media online Kompas, isu reshuffle kali ini memberikan penekanan kepada SBY agar membuktikan bahwa SBY adalah Presiden dengan kabinet presidential. Maka gunakanlah mind set tersebut untuk diterapkan, bukan cuma diwacanakan dan terus disampaikan berulang kali ketika dugaan beberapa pihak cenderung menyandera SBY agar tidak fokus mengevaluasi kabinetnya.
Penulis dapat mempunyai argumen mengenai drama politik di Indonesia saat ini. Ketika perombakan tersebut terjadi maka akan terjadi dan muncul para oknum koruptor di jajaran pemerintahan pusat dan ujung-ujungnya selalu mempengaruhi susunan menteri lainnya. Bagaimanapun juga setiap hari dan setiap saat kasus yang menyangkut kejelekan Indonesia banyak membawa nama jajaran menteri dan pemerintah pusat. Ketika isu tersebut sangat melambung tinggi pasti ada saja beberapa pemberitaan atau dengan kata lain pengalihan isu yang sedang melambung tinggi di masyarakat. Gejala yang terjadi tersebut sudah umum dan bukan sebuah permasalahan baru di Indonesia. Hanya saja kurang perhatiannya masyarakat akan hal tersebut yang dijadikan kesempatan oleh para oknum pelaku pemerintahan untuk menyurutkan permasalahan dan membuat “ulah” lagi.
Tulisan ini hanyalah sekadar introspeksi diri dan sebuah argumentasi masyarakat yang tidak begitu berpengaruh terhadap perkembangan bangsa ini, tapi hanya mencoba untuk bisa semaksimal mungkin mengubah bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Indonesia adalah nations yang besar dan yang tumbuh karena atas dasar kebersamaan dan perjuangan yang begitu berat hingga darah bertumpahan di mana saja. Sudah seharusnya kita sebagai penerus bangsa ini menyadari akan hal tersebut, kita mempunyai dasar negara yang begitu kompleks dan mampu mempersatukan bangsa ini, itulah Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangatlah luhur dan memberikan pedoman kita dalam segala lapisan kehidupan.

Sumber:
1.       Kumorotomo, Wahyudi. 2008. Akuntabilitas Birokrasi Publik: Sketsa pada Masa Transisi. Yogyakarta: Pustaka elajar.

0 comments:

Posting Komentar