Bukan Reshuffle melainkan Drama Politik di Indonesia
Reshuffle merupakan salah
satu cara yang
dilakukan pemerintahan untuk mencari keefektifan dan keefisienan dalam
menjalankan tugas sebagai oknum pejabat pemerintah. Pengertian reshuffle dalam bahasa Inggris merupakan
restrukturisasi atau reorganisasi, namun di Indonesia kalau itu menyangkut
kabinet berarti pergantian menteri (Wahyudi Kumorotomo, 2008: 288). Sebuah
kenyataan di Indonesia pada periode pemerintahan presiden SBY telah terjadi dua
perombakan kabinet yaitu pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I (KIB I), yaitu
pada tanggal 5 Desember 2005 dan 7 Mei 2007. Pada periode reshuffle yang pertama telah mengangkat 3 menteri baru, 3 menteri
yang dirotasikan ke jabatan menteri lainnya, dan 3 menteri yang diberhentikan.
Sedangkan pada periode kedua mengangkat 5 menteri baru, 2 menteri yang
dirotasikan ke jabatan menteri lainnya , dan 5 menteri yang diberhentikan. Kabar
yang sedang mencuat di permukaan
masyarakat saat ini adalah sebuah fakta perombakan (reshuffle) pada periode kepemimpinan SBY yang kedua ini di KIB II.
Proses pemilihan anggota menteri didasarkan pada hasil pemilihan umum
(pemilu) yang mendapatkan kursi parlemen pemerintahan. Banyak opini masyarakat
yang menilai bahwa perombakan tersebut hanyalah sebagai permainan politik di
Indonesia dan juga menghambur-hamburkan uang rakyat. Beberapa media pernah
memberitakan kepada publik tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan
SBY saat ini, dan hasilnya menunjukkan lebih dari 50% dari seluruh responden
mengatakan tidak puas. Opini tersebut mampu memberikan sebuah argumen penulis
bawah perombakan menteri dinilai tidak efektif dan efisien untuk membuat bangsa
ini lebih baik lagi. Mengapa hal tersebut terjadi? Belajar dari pengalaman perombakan
yang terjadi dua kali pada KIB I yang telah melahirkan menteri-menteri yang
cukup profesional pada bidangnya, tapi ujung-ujungnya tetap sama saja tidak ada
perubahan yang begitu drastis pada kehidupan masyarakat saat ini. Ketika krisis
air di beberapa daerah yang menyebar di seluruh Indonesia saat ini, bukanya
presiden ataupun pemerintah pusat memberikan perhatian lebih kepada
masyarakatnya yang sedang terkena musibah, justru “mereka” terfokus pada
perombakan menteri-menterinya yang justru menghamburkan uang rakyat untuk
proses penyelenggaraan reshuffle
tersebut. Seperti yang diberitakan dalam media online Kompas, isu reshuffle
kali ini memberikan penekanan kepada SBY agar membuktikan bahwa SBY adalah
Presiden dengan kabinet presidential. Maka gunakanlah mind set tersebut
untuk diterapkan, bukan cuma diwacanakan dan terus disampaikan berulang kali
ketika dugaan beberapa pihak cenderung menyandera SBY agar tidak fokus
mengevaluasi kabinetnya.
Penulis dapat mempunyai argumen mengenai drama politik di Indonesia
saat ini. Ketika perombakan tersebut terjadi maka akan terjadi dan muncul para
oknum koruptor di jajaran pemerintahan pusat dan ujung-ujungnya selalu
mempengaruhi susunan menteri lainnya. Bagaimanapun juga setiap hari dan setiap
saat kasus yang menyangkut kejelekan
Indonesia banyak membawa nama jajaran menteri dan pemerintah pusat. Ketika isu tersebut sangat
melambung tinggi pasti ada saja beberapa pemberitaan atau dengan kata lain
pengalihan isu yang sedang melambung tinggi di masyarakat. Gejala yang terjadi
tersebut sudah umum dan bukan sebuah permasalahan baru di Indonesia. Hanya saja
kurang perhatiannya masyarakat akan hal tersebut yang dijadikan kesempatan oleh
para oknum pelaku pemerintahan untuk
menyurutkan permasalahan dan membuat “ulah” lagi.
Tulisan ini hanyalah sekadar introspeksi diri dan sebuah argumentasi
masyarakat yang tidak begitu berpengaruh terhadap perkembangan bangsa ini, tapi
hanya mencoba untuk bisa semaksimal mungkin mengubah bangsa ini ke arah yang
lebih baik lagi. Indonesia adalah nations
yang besar dan yang tumbuh karena atas dasar kebersamaan dan perjuangan yang
begitu berat hingga darah bertumpahan di mana saja. Sudah seharusnya kita
sebagai penerus bangsa ini menyadari akan hal tersebut, kita mempunyai dasar
negara yang begitu kompleks dan mampu mempersatukan bangsa ini, itulah
Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangatlah luhur dan
memberikan pedoman kita dalam segala lapisan kehidupan.
Sumber:
1.
Kumorotomo, Wahyudi. 2008. Akuntabilitas Birokrasi Publik: Sketsa pada Masa Transisi.
Yogyakarta: Pustaka elajar.
2.
http://politik.kompasiana.com/2011/10/11/melodrama-sby-dalam-proses-reshuffle-kabinet/
diunduh pada Jum’at, 14 Oktober 2011.
0 comments:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.